Disiplin K3

Disiplin K3

Jakarta, 10 September 2025 – Disiplin K3, Kegiatan Induction Bersama PT Indokomas Buana Perkasa dan PT Kaliabang

ndustri alat berat memiliki beberapa risiko sebagai berikut ;

  1. kecelakaan operasional ; Terguling, Terjepit Ala, dan Lain-lain
  2. Paapran kesehatan ; Kebisingan yang tinggi, getaran mesin, dan asap buangan
  3. Kesalahan manusia ; Kurangnya ketrempilan operator, Kelelahan, atau Pelanggaran SOP

Perusahaan harus menegaskan disiplin K3 agar terus diterapkan setiap hari kerja untuk mencegah risiko-risiko seperti ini.

Setiap proyek yang sedang berlangsung pasti menerapkan SOP (Standard Operating Procedure) masing-masing. Namun, penyedia alat berat borepile menggunakan SOP yang sama seperti alat berat lainnya.

 

Mobilisasi Alat Borepile

Mobilisasi Alat Borepile

Sentul, 9 September 2025 – Mobilisasi alat Borepile Pandawa Pondasi

dalam dunia kontruksi alat berat proses mobilisasi alat sangat penting untuk dipersiapkan dengan matang. proses ini mencakup kegiatan penempatan dan pengangkutan alat berat maupun aksesoris-aksesoris dari alat berat.

Proses Bongkar Aksesoris

sebelum memasuki tahapan mobilisasi alat berat perlu diperhatikan mengenai faktor-faktor yang wajib dperhatikan ;

  1. Akses Jalan yang meliputi lebar jalan, tinggi rendahnya kelistrikan
  2. Perarutan lalu lintas diarea tempat proyek
  3. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait sekitar

Proyek PDAM Cipayung JAKTIM

Proyek PDAM Cipayung JAKTIM

Cipayung 4 September 2025 – Proyek yang dikerjakan bebarengan dengan PT Jhuda Citraguna ini menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat sehingga menghasilkan kepuasan tersendiri bagi PT Jhuda Citra Guna. proyek PDAM Cipayung JAKTIM

Pelaksanaan pekerjaan pondasi borepile bersama PT Jhuda Citraguna dilakukan melalui beberapa tahap utama, yaitu:

  1. Mobilisasi dan Persiapan Alat

    • Pengiriman mesin bor, casing, tremie pipe, dump truck, serta peralatan pendukung ke lokasi proyek.

    • Persiapan lahan kerja, termasuk akses alat berat dan area pembuangan tanah hasil pengeboran.

  2. Pengeboran Tanah

    • Tanah dibor menggunakan mesin bore sesuai diameter dan kedalaman yang direncanakan.

    • Hasil pengeboran (cutting) diangkat ke permukaan dan dikelola sesuai prosedur lingkungan.

  3. Pemasangan Casing (Jika Dibutuhkan)

    • Casing dipasang pada lubang borepile untuk mencegah longsoran tanah, terutama di lapisan tanah yang labil.

  4. Pemasangan Tulangan Baja

    • Rangkaian tulangan baja yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang borepile.

  5. Pengecoran Beton

    • Beton dicor ke dalam lubang menggunakan metode tremie agar campuran beton tidak bercampur dengan lumpur.

    • Kualitas pengecoran dikontrol melalui uji slump dan uji kubus beton.

  6. Finishing dan Pembersihan Area

    • Setelah pengecoran selesai, permukaan borepile dirapikan dan area kerja dibersihkan.

Proyek PGN Cikarang

Proyek PGN Cikarang

Cikarang 2 September 2025 – Pembangunan infrastruktur energi di Indonesia terus berkembang, salah satunya melalui proyek-proyek strategis yang dilakukan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN). Salah satu proyek penting berada di kawasan industri Cikarang, yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan manufaktur. Dalam proyek ini, metode washboring borepile dipilih sebagai salah satu pekerjaan utama pada tahap konstruksi pondasi. Proyek tersebut dilaksanakan dengan dukungan dan kerja sama dari PT Rude International sebagai mitra pelaksana.

Washboring borepile adalah metode pengeboran tanah dengan menggunakan aliran air bertekanan untuk melunakkan tanah, sehingga memudahkan proses pengeboran. Teknik ini umumnya digunakan untuk investigasi tanah maupun pekerjaan pondasi dengan kondisi lapisan tanah yang relatif lunak hingga sedang. Pada pekerjaan pondasi borepile, metode washboring membantu mempercepat proses penggalian tanah hingga kedalaman tertentu sebelum dilakukan pengecoran beton sebagai pondasi tiang. proyek PGN Cikarang

Tahapan Pekerjaan Washboring Borepile

Pelaksanaan pekerjaan borepile dengan metode washboring pada proyek PGN Cikarang dilakukan melalui beberapa tahap utama:

  1. Persiapan Alat dan Lokasi

    • Penyiapan lahan kerja, termasuk akses bagi alat berat dan dump truck.

    • Mobilisasi alat washboring seperti mesin bor, pipa bor, selang air bertekanan, dan pompa.

  2. Proses Pengeboran (Washboring)

    • Air dialirkan dengan tekanan melalui pipa bor untuk melunakkan tanah.

    • Tanah hasil pengeboran (cutting) diangkat ke permukaan dan dibuang menggunakan dump truck ke lokasi pembuangan.

  3. Pemasangan Casing (Jika Diperlukan)

    • Pada kondisi tanah yang labil, dipasang casing untuk menjaga dinding lubang tidak runtuh.

  4. Pengecekan Kedalaman

    • Lubang borepile diperiksa sesuai kedalaman yang direncanakan dalam desain struktur pondasi.

  5. Pemasangan Tulangan

    • Tulangan baja dipasang ke dalam lubang borepile sebagai penguat struktur pondasi.

  6. Pengecoran Beton

    • Beton dicor ke dalam lubang menggunakan metode tremie agar hasil pengecoran padat dan tidak bercampur lumpur.

Peran PT Rude International

Sebagai kontraktor pelaksana, PT Rude International memiliki tanggung jawab penting dalam:

  • Menyediakan peralatan borepile dengan standar mutu yang baik.

  • Melakukan pekerjaan sesuai metode teknis dan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

  • Mengelola pembuangan tanah hasil borepile agar tidak mengganggu lingkungan sekitar proyek.

  • Menjamin ketepatan waktu dan mutu pekerjaan sesuai target PGN.

Potensi Risiko dan Pencegahan

Dalam pelaksanaan washboring borepile, terdapat beberapa potensi risiko yang harus diantisipasi:

  • Longsoran dinding lubang → dicegah dengan pemasangan casing.

  • Tumpahan lumpur ke lingkungan → dicegah dengan sistem pembuangan dan kolam penampungan sementara.

  • Kecelakaan kerja → diminimalisir dengan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan pelatihan K3 rutin.