Tag Archive for: Alat Berat untuk Cut and Fill

Borepile Revitalisasi Pasar Cileunyi

Borepile Revitalisasi Pasar Cileunyi: Fondasi Kokoh untuk Pusat Ekonomi Rakyat

Proyek revitalisasi Pasar Cileunyi menjadi salah satu langkah strategis Pemerintah Kabupaten Bandung dalam menghidupkan kembali aktivitas perekonomian masyarakat lokal. Guna menunjang keberlangsungan struktur bangunan yang direncanakan bertingkat, salah satu aspek krusial yang menjadi fokus utama adalah pembangunan fondasi dalam (deep foundation) menggunakan metode borepile. Dalam pelaksanaannya, pekerjaan borepile ini dilakukan oleh tim profesional yang bekerja sama dengan CV Sinar Agam Bandung, perusahaan lokal yang telah berpengalaman dalam bidang pondasi dan pekerjaan struktur bawah.

Potrait Mesin Sany 65

Detail Teknis Pekerjaan

Pekerjaan borepile ini dilaksanakan dengan dua variasi diameter bor, yaitu ø40 cm dan ø60 cm, yang disesuaikan dengan kebutuhan struktur dan perhitungan beban masing-masing titik tumpuan pilar. Diameter 40 cm umumnya digunakan pada area dengan beban struktur sedang seperti koridor dan area semi-terbuka, sedangkan diameter 60 cm digunakan untuk titik-titik dengan beban besar seperti kolom utama gedung pasar.

Kedalaman bor rata-rata mencapai antara 12–18 meter, tergantung dari kondisi tanah di lokasi. Dalam proses pelaksanaannya, tim melakukan pengeboran menggunakan metode wet boring dengan slurry bentonite sebagai penahan dinding lubang bor. Setelah proses pengeboran selesai, dilanjutkan dengan pemasangan tulangan borepile dan pengecoran beton menggunakan metode tremie untuk menjaga mutu cor dan mencegah segregasi material.

Sinergi Lokal untuk Kualitas Nasional

CV Sinar Agam Bandung menjadi mitra strategis dalam proyek ini dengan peran penting pada tahap pelaksanaan borepile. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade dalam pekerjaan pondasi dan peralatan modern yang dimiliki, perusahaan ini mampu menyelesaikan pekerjaan dengan presisi tinggi dan tepat waktu.

Sinergi antara kontraktor utama, konsultan perencana, dan mitra lokal seperti CV Sinar Agam menciptakan kolaborasi yang tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga memberdayakan pelaku usaha jasa konstruksi di wilayah Bandung.

Dampak Revitalisasi Pasar Cileunyi

Revitalisasi Pasar Cileunyi diproyeksikan menjadi motor penggerak baru dalam aktivitas perdagangan di kawasan Bandung Timur. Dengan pembangunan struktur yang kuat dan berstandar nasional, pasar ini akan mampu menampung lebih banyak pedagang serta memberikan kenyamanan lebih bagi pembeli. Diharapkan, setelah rampungnya proyek ini, Pasar Cileunyi tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga ikon baru modernisasi pasar tradisional.

Pondasi borepile menjadi simbol dari komitmen pembangunan jangka panjang—bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam memperkuat fondasi ekonomi rakyat. Proyek ini menunjukkan bahwa pendekatan teknis yang tepat dan kolaborasi dengan mitra lokal bisa memberikan hasil optimal, baik dari segi kualitas bangunan maupun dampak sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Galian Basement Metode TopDown

Galian Basement Metode TopDown

Pembangunan basement merupakan salah satu bagian penting dalam konstruksi gedung, terutama pada bangunan bertingkat yang membutuhkan ruang tambahan di bawah permukaan tanah, seperti ruang parkir, ruang penyimpanan, atau fasilitas teknis. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menggali basement adalah metode topdown. Metode ini sangat efisien dalam proyek-proyek di kawasan urban yang padat, di mana ruang terbatas dan kebutuhan untuk mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitar sangat tinggi. Artikel ini akan membahas konsep, keunggulan, serta proses implementasi dari galian basement menggunakan metode topdown.

Apa itu Metode Topdown?

Metode topdown adalah teknik konstruksi yang digunakan untuk menggali dan membangun basement secara bersamaan, dimulai dari bagian atas (permukaan tanah) dan bergerak ke bawah. Teknik ini melibatkan pembangunan struktur atas (seperti lantai basement pertama) terlebih dahulu, yang berfungsi sebagai pelindung dan penopang selama proses penggalian di bawahnya. Setelah struktur atas dibangun, pekerjaan penggalian dapat dilakukan secara bertahap, dimulai dari lantai dasar dan melanjutkan ke kedalaman yang lebih dalam, tanpa menggali seluruh area sekaligus.

Proses Implementasi Metode Topdown

  1. Persiapan dan Pengeboran
    Sebelum pekerjaan dimulai, tahap persiapan meliputi survei lokasi, penentuan kedalaman basement, dan pengujian tanah. Setelah itu, pengeboran untuk pembuatan bore piles atau tiang pancang dimulai, yang berfungsi untuk memberikan dukungan struktural pada seluruh bangunan. Tiang pancang ini akan membentuk dinding luar basement yang akan dibangun.

  2. Pembangunan Struktur Atas (Deck Slab)
    Setelah struktur pendukung seperti bore pile selesai, tahap pertama dalam metode topdown adalah membangun lantai pertama basement, atau deck slab. Struktur lantai pertama ini akan berfungsi sebagai pelindung yang menahan beban tanah di atasnya dan memberikan kestabilan selama penggalian. Lantai pertama ini dibangun dengan menggunakan metode pengecoran beton yang biasanya dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian tengah menuju sisi-sisinya.

  3. Penggalian Bertahap (Excavation)
    Setelah struktur deck slab selesai, penggalian dimulai dari bawah permukaan lantai pertama dan berlanjut ke tingkat yang lebih dalam. Penggalian dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan setiap tahap pembangunan struktur basement. Penggunaan alat berat seperti ekskavator untuk menggali tanah akan disertai dengan penggunaan sistem pelindung dinding (biasanya menggunakan tiang pancang atau sistem secant piles) yang memastikan dinding-galian tetap stabil selama proses ini.

  4. Pembangunan Lantai Basement Berikutnya
    Setelah setiap tahap penggalian selesai, lapisan struktur basement berikutnya dibangun. Hal ini berlanjut hingga semua lantai basement terbangun sesuai dengan desain yang direncanakan. Setiap lantai basement dibangun dari atas ke bawah, menggabungkan berbagai elemen struktur seperti beton bertulang dan kolom untuk memastikan kekuatan dan stabilitas gedung.

  5. Penyelesaian dan Pemasangan Sistem MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing)
    Setelah seluruh basement selesai dibangun, tahap berikutnya adalah pemasangan sistem MEP, termasuk instalasi listrik, pipa air, ventilasi, dan sistem lainnya yang penting untuk kenyamanan dan fungsionalitas ruang basement. Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap setelah setiap lantai basement selesai, sehingga sistem MEP dapat diintegrasikan dengan baik.

Cut And Fill Borepile

Cut And Fill Borepile

Para pekerja sering melakukan pekerjaan dalam konstruksi untuk mempersiapkan suatu lokasi cut and fill. Istilah ini mengacu pada proses penggalian (cut) dan penimbunan (fill) tanah untuk menciptakan permukaan tanah yang stabil dan rata, yang kemudian akan menjadi dasar bagi struktur bangunan. Para insinyur sering menerapkan pekerjaan cut and fill di area borepile, terutama untuk pembangunan fondasi bangunan tinggi atau struktur yang memerlukan daya dukung tanah yang lebih kuat.

       Borepile mengalihkan beban struktur ke tanah yang lebih dalam dan keras dalam teknik sipil. Para pekerja melakukan pengeboran lubang di tanah untuk memasukkan material seperti beton bertulang. Para insinyur umumnya menggunakan borepile pada tanah yang tidak stabil atau ketika mereka harus menopang beban pada kedalaman yang lebih dalam dari permukaan tanah yang ada.

Proses Cut and Fill di Area Borepile
Para pekerja melakukan pekerjaan cut and fill pada tahap persiapan pemasangan borepile untuk menyiapkan permukaan tanah yang cukup stabil dan rata. Berikut adalah langkah-langkah umum yang diambil para pekerja dalam proses cut and fill di area borepile :

  • Penilaian dan Pengukuran Area
    Sebelum memulai pekerjaan, para insinyur menilai area borepile untuk mengetahui kedalaman dan jenis tanah yang ada. Mereka menguji tanah untuk mengetahui sifat-sifatnya, seperti kepadatan dan daya dukung tanah. Para insinyur menentukan berapa banyak tanah yang perlu digali (cut) dan ditimbun (fill) berdasarkan hasil pengukuran untuk mencapai level yang diinginkan.

  • Penggalian Tanah (Cut)
    Langkah pertama dalam cut and fill adalah menggali tanah. Para pekerja menggunakan alat berat, seperti ekskavator atau bulldozer, untuk menggali tanah yang tidak stabil atau yang dapat mengganggu pekerjaan borepile, tergantung pada kedalaman dan volume tanah yang harus digali.

  • Penimbunan Tanah (Fill)
    Setelah para pekerja menggali tanah, langkah berikutnya adalah menimbun tanah pada area yang membutuhkan pengurugan. Mereka menggunakan material pengurugan, seperti tanah yang lebih stabil, batu pecah, atau bahan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan fondasi. Proses ini bertujuan untuk menstabilkan permukaan tanah dan memberikan dasar yang solid bagi pekerjaan borepile.

  • Pemadatan Tanah
    Para pekerja memadatkan tanah yang baru ditambahkan setelah menimbun untuk memastikan bahwa tanah tersebut cukup padat dan stabil guna menopang beban struktur di atasnya. Mereka melakukan pemadatan menggunakan mesin pemadat atau roller.

  • Pengecekan Kestabilan Tanah
    “Setelah tahap pemadatan, para insinyur memeriksa untuk memastikan bahwa permukaan tanah sudah rata dan stabil. Pengecekan ini sangat penting untuk mencegah pergeseran tanah atau keruntuhan yang bisa terjadi setelah pemasangan borepile.