kontraktor jakarta yang khususnya daeerah jakarta pusat

Tag Archive for: kontraktor jakarta

Project Borepile Krakatau Steel

Project Borepile Krakatau Steel

Cilegon, 16 Oktober 2025

 

KRAS adalah singkatan dari PT Krakatau Steel, yang mendirikan perusahaannya pada 31 Agustus 1970. KRAS menjalankan bisnisnya di bidang produk baja dan berkantor pusat di Cilegon, Banten. Mereka juga telah mendirikan banyak anak perusahaan, seperti PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (KDL), PT Krakatau Tirta Industri (KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS).

Project Borepile Krakatau Steel yang kita kerjakan dengan detail sebagai berikut ;

  1. Terdapat Ratusan Meter dengan kata lain banyak titik Borepile dengan Variasi Diameter ( Diameter 40, Diameter 50, dan Diameter 60 )
  2. Rata-rata kedalaman yang kita kerjakan pada 19 Meter, Hasil yang kita peroleh dalam 1 hari dengan lemburnya kita bisa menghasilkan 35 Titik yang telah di cor
  3. Menggunakan 3 Unit alat borepile diantaranya ; Sany 65, XCMG 80E, dan Sany 150
  4. Tidak lupa kita Juga menggunakan 2 Exavator Kobelco SK-200

 

PIlar Pondasi Project Kratau Steel

Pengeboran

 

 

Disiplin K3

Disiplin K3

Jakarta, 10 September 2025 – Disiplin K3, Kegiatan Induction Bersama PT Indokomas Buana Perkasa dan PT Kaliabang

ndustri alat berat memiliki beberapa risiko sebagai berikut ;

  1. kecelakaan operasional ; Terguling, Terjepit Ala, dan Lain-lain
  2. Paapran kesehatan ; Kebisingan yang tinggi, getaran mesin, dan asap buangan
  3. Kesalahan manusia ; Kurangnya ketrempilan operator, Kelelahan, atau Pelanggaran SOP

Perusahaan harus menegaskan disiplin K3 agar terus diterapkan setiap hari kerja untuk mencegah risiko-risiko seperti ini.

Setiap proyek yang sedang berlangsung pasti menerapkan SOP (Standard Operating Procedure) masing-masing. Namun, penyedia alat berat borepile menggunakan SOP yang sama seperti alat berat lainnya.

 

Mobilisasi Alat Borepile

Mobilisasi Alat Borepile

Sentul, 9 September 2025 – Mobilisasi alat Borepile Pandawa Pondasi

dalam dunia kontruksi alat berat proses mobilisasi alat sangat penting untuk dipersiapkan dengan matang. proses ini mencakup kegiatan penempatan dan pengangkutan alat berat maupun aksesoris-aksesoris dari alat berat.

Proses Bongkar Aksesoris

sebelum memasuki tahapan mobilisasi alat berat perlu diperhatikan mengenai faktor-faktor yang wajib dperhatikan ;

  1. Akses Jalan yang meliputi lebar jalan, tinggi rendahnya kelistrikan
  2. Perarutan lalu lintas diarea tempat proyek
  3. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait sekitar

Proyek PGN Cikarang

Proyek PGN Cikarang

Cikarang 2 September 2025 – Pembangunan infrastruktur energi di Indonesia terus berkembang, salah satunya melalui proyek-proyek strategis yang dilakukan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN). Salah satu proyek penting berada di kawasan industri Cikarang, yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan manufaktur. Dalam proyek ini, metode washboring borepile dipilih sebagai salah satu pekerjaan utama pada tahap konstruksi pondasi. Proyek tersebut dilaksanakan dengan dukungan dan kerja sama dari PT Rude International sebagai mitra pelaksana.

Washboring borepile adalah metode pengeboran tanah dengan menggunakan aliran air bertekanan untuk melunakkan tanah, sehingga memudahkan proses pengeboran. Teknik ini umumnya digunakan untuk investigasi tanah maupun pekerjaan pondasi dengan kondisi lapisan tanah yang relatif lunak hingga sedang. Pada pekerjaan pondasi borepile, metode washboring membantu mempercepat proses penggalian tanah hingga kedalaman tertentu sebelum dilakukan pengecoran beton sebagai pondasi tiang. proyek PGN Cikarang

Tahapan Pekerjaan Washboring Borepile

Pelaksanaan pekerjaan borepile dengan metode washboring pada proyek PGN Cikarang dilakukan melalui beberapa tahap utama:

  1. Persiapan Alat dan Lokasi

    • Penyiapan lahan kerja, termasuk akses bagi alat berat dan dump truck.

    • Mobilisasi alat washboring seperti mesin bor, pipa bor, selang air bertekanan, dan pompa.

  2. Proses Pengeboran (Washboring)

    • Air dialirkan dengan tekanan melalui pipa bor untuk melunakkan tanah.

    • Tanah hasil pengeboran (cutting) diangkat ke permukaan dan dibuang menggunakan dump truck ke lokasi pembuangan.

  3. Pemasangan Casing (Jika Diperlukan)

    • Pada kondisi tanah yang labil, dipasang casing untuk menjaga dinding lubang tidak runtuh.

  4. Pengecekan Kedalaman

    • Lubang borepile diperiksa sesuai kedalaman yang direncanakan dalam desain struktur pondasi.

  5. Pemasangan Tulangan

    • Tulangan baja dipasang ke dalam lubang borepile sebagai penguat struktur pondasi.

  6. Pengecoran Beton

    • Beton dicor ke dalam lubang menggunakan metode tremie agar hasil pengecoran padat dan tidak bercampur lumpur.

Peran PT Rude International

Sebagai kontraktor pelaksana, PT Rude International memiliki tanggung jawab penting dalam:

  • Menyediakan peralatan borepile dengan standar mutu yang baik.

  • Melakukan pekerjaan sesuai metode teknis dan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

  • Mengelola pembuangan tanah hasil borepile agar tidak mengganggu lingkungan sekitar proyek.

  • Menjamin ketepatan waktu dan mutu pekerjaan sesuai target PGN.

Potensi Risiko dan Pencegahan

Dalam pelaksanaan washboring borepile, terdapat beberapa potensi risiko yang harus diantisipasi:

  • Longsoran dinding lubang → dicegah dengan pemasangan casing.

  • Tumpahan lumpur ke lingkungan → dicegah dengan sistem pembuangan dan kolam penampungan sementara.

  • Kecelakaan kerja → diminimalisir dengan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan pelatihan K3 rutin.

Struktur Borepile Pulau Lancang

Struktur Borepile Gedung DAMKAR Pulau Lancang: Kuat, Kokoh, dan Tahan Lama

Struktur Borepile Pulau Lancang, 15 Juli 2025 – Dalam proses pembangunan Gedung Pemadam Kebakaran (DAMKAR) di Pulau Lancang, salah satu elemen penting yang menjadi fokus utama adalah struktur fondasinya. Mengingat lokasi geografis yang berada di wilayah pesisir, digunakanlah metode borepile sebagai solusi fondasi yang kuat, kokoh, dan tahan terhadap beban serta kondisi tanah yang bervariasi.

Kenapa Borepile Digunakan untuk Gedung DAMKAR?

Gedung DAMKAR tidak hanya menjadi kantor, tapi juga pusat tanggap darurat. Bangunan ini harus berdiri tegak dan aman setiap saat, termasuk saat terjadi gempa atau perubahan kontur tanah. Struktur borepile dipilih karena keunggulannya dalam:

  • Menahan beban berat, baik beban hidup (aktivitas harian) maupun beban mati (berat bangunan itu sendiri).

  • Mengurangi getaran, sehingga alat-alat sensitif dalam gedung tidak terganggu.

  • Cocok untuk area berair, seperti Pulau Lancang yang dikelilingi laut.

Proses Pelaksanaan

Pengerjaan borepile untuk Gedung DAMKAR dilakukan secara profesional, mulai dari pengeboran, pemasangan tulangan baja, hingga pengecoran beton menggunakan material terbaik. Semua proses diawasi ketat untuk memastikan kualitas dan keamanan sesuai standar nasional konstruksi.

Pilih Jasa Borepile Profesional

Jika Anda sedang merencanakan pembangunan di wilayah pesisir atau area dengan kondisi tanah yang menantang, metode borepile adalah pilihan tepat. Percayakan pekerjaan ini pada tim profesional berpengalaman agar hasilnya optimal dan tahan lama.

Kami siap membantu Anda dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur borepile dengan teknologi modern dan tenaga ahli bersertifikat.

Survey Lokasi Taman PodomoroLand

Survey Lokasi Taman PodomoroLand yang terletak di karawang barat

Karawang Barat, Juni 2025 – Dalam rangka perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi yang lebih efisien dan aman, CV Segitiga Utama Konstruksi melaksanakan survei lokasi untuk pembangunan jembatan underpass yang akan menghubungkan jalur akses di kawasan Taman Podomoroland, Karawang Barat. Proyek ini dirancang sebagai solusi mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan lalu lintas di area padat aktivitas tersebut.

Tujuan dan Latar Belakang

Pembangunan jembatan underpass Kera ini merupakan bagian dari upaya pengembangan infrastruktur terpadu di kawasan Taman Podomoroland, yang kini tumbuh sebagai kawasan residensial dan komersial strategis di Karawang Barat. Kondisi lalu lintas yang kerap padat, terutama di jalur perlintasan sebidang, menjadi perhatian utama bagi pengembang dan pemerintah daerah.

CV Segitiga Utama Konstruksi dipercaya sebagai mitra pelaksana karena rekam jejaknya yang solid dalam proyek-proyek sipil dan pembangunan infrastruktur skala menengah hingga besar.

Kegiatan Survei

Tim teknis CV Segitiga Utama Konstruksi melakukan survei lokasi secara menyeluruh pada akhir Mei 2025. Kegiatan survei meliputi:

  • Pemetaan topografi dan kondisi tanah, menggunakan alat ukur modern seperti total station dan drone pemetaan.

  • Studi kondisi lalu lintas, untuk mengetahui volume kendaraan dan pola mobilitas di sekitar area pembangunan.

  • Koordinasi dengan pihak pengelola kawasan dan dinas terkait, guna memastikan legalitas dan keterpaduan dengan rencana tata ruang wilayah.

  • Identifikasi potensi hambatan teknis, seperti jaringan utilitas bawah tanah, sistem drainase eksisting, dan lingkungan sekitar pembangunan.

Rencana Pembangunan

Jembatan underpass ini dirancang dengan sistem beton bertulang yang tahan terhadap beban kendaraan berat serta faktor lingkungan setempat. Panjang bentang diperkirakan mencapai 40 meter, dengan tinggi clearance aman untuk kendaraan logistik. Selain itu, underpass akan dilengkapi dengan sistem penerangan, drainase otomatis, dan akses pedestrian yang aman. langakh ini agar berhasil untuk survey lokasi taman podomoroland yang berlokasi dikarawang barat

Harapan ke Depan

Proyek ini diharapkan dapat rampung dalam jangka waktu 8–10 bulan setelah proses perizinan dan perencanaan selesai. Dengan keberadaan jembatan underpass Kera, mobilitas di kawasan Taman Podomoroland diharapkan meningkat secara signifikan, sekaligus mendukung pengembangan kawasan sebagai sentra hunian modern dan bisnis yang berkelanjutan.

CV Segitiga Utama Konstruksi berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional dengan mengedepankan kualitas, efisiensi, dan keselamatan kerja.

 

Borepile Gedung UKM UNISSULA

Borepile Gedung UKM UNISSULA

Pondasi Borepile: Solusi Kuat untuk Pembangunan Gedung UKM UNISSULA Semarang

Pembangunan infrastruktur kampus menjadi bagian penting dalam menunjang kualitas pendidikan tinggi. Di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, salah satu proyek strategis yang sedang berlangsung adalah pembangunan Gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Untuk menjamin kestabilan dan keamanan bangunan tersebut, dipilihlah pondasi borepile sebagai sistem pondasi utama.

Apa itu Pondasi Borepile?

Pondasi borepile merupakan jenis pondasi dalam yang dibuat dengan cara mengebor tanah hingga kedalaman tertentu, kemudian diisi dengan tulangan besi dan dicor dengan beton. Borepile cocok digunakan pada struktur bangunan bertingkat atau gedung yang dibangun di atas tanah lunak, seperti yang umum ditemukan di kawasan pesisir dan dataran rendah Semarang.

Alasan Penggunaan Borepile di Proyek Gedung UKM UNISSULA

  1. Kondisi Tanah Kampus

    • Kampus UNISSULA terletak di wilayah dengan karakteristik tanah yang cenderung lunak dan memiliki muka air tanah yang relatif tinggi. Hal ini menuntut penggunaan pondasi dalam agar daya dukung tanah cukup untuk menopang beban bangunan.

  2. Stabilitas Struktur

    • Gedung UKM dirancang untuk kegiatan intensif dengan kapasitas pengguna yang besar. Penggunaan borepile menjamin kestabilan struktur dalam jangka panjang, sekaligus tahan terhadap getaran atau gempa kecil.

  3. Minim Gangguan Lingkungan

    • Proses pengeboran borepile tidak menimbulkan getaran besar seperti pemancangan (pile driving), sehingga tidak mengganggu aktivitas akademik di lingkungan kampus.

    • Manfaat Jangka Panjang

      • Tahan Lama dan Aman
        Struktur gedung lebih kokoh dan tidak mudah mengalami penurunan tanah (settlement) yang tidak merata.

      • Siap untuk Pengembangan Vertikal
        Jika suatu saat dibutuhkan perluasan vertikal (penambahan lantai), borepile mampu mendukung beban tambahan dengan aman.

Galian Basement Metode Strutting

Galian basement Metode Strutting

Dalam pembangunan gedung bertingkat, tim konstruksi harus mempertimbangkan salah satu elemen penting yaitu pembuatan basement. Basement tidak hanya digunakan sebagai ruang parkir atau penyimpanan, tetapi seringkali menjadi bagian integral dari desain bangunan yang membutuhkan fondasi yang kuat. Salah satu metode yang umum digunakan untuk menggali basement adalah metode strutting. Tim konstruksi banyak menerapkan metode ini pada proyek yang melibatkan penggalian di area padat atau tanah lunak, di mana kestabilan dinding galian sangat diperlukan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang metode galian basement dengan strutting, Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang metode galian basement dengan konsep dasarnya, keunggulan, serta cara implementasinya dalam proyek konstruksi.

Apa itu Metode Strutting?

Metode strutting menggunakan teknik konstruksi untuk memberikan dukungan sementara pada dinding galian basement agar tetap stabil selama proses penggalian. Strutting memanfaatkan balok atau batang penopang (struts) yang dipasang di antara dinding galian dan struktur tanah yang lebih dalam untuk mencegah dinding galian runtuh. Tim konstruksi seringkali memasang sistem strutting pada kedalaman tertentu di sepanjang dinding galian untuk membagi tekanan tanah secara merata.

Prinsip Kerja Metode Strutting

Metode strutting pada dasarnya memberikan penopang yang kuat pada dinding galian yang telah digali. Proses ini mengurangi beban yang ditransfer ke dinding galian dan memungkinkan penggalian lebih dalam dengan aman. Tim konstruksi memasang penopang tersebut secara horizontal atau diagonal menggunakan batang besi baja atau material konstruksi lainnya yang cukup kuat untuk menahan tekanan dari tanah di sekitarnya.

Selama penggalian, tim konstruksi memberikan dukungan bertahap pada dinding galian dengan memasang sistem strutting pada posisi yang sesuai untuk memastikan stabilitas. Penempatan dan pengaturan sistem strutting ini sangat penting agar pekerja dapat menghindari pergeseran atau keruntuhan tanah yang bisa berbahaya dan merusak struktur yang sedang dibangun.

Proses Implementasi Metode Strutting

  1. Perencanaan dan Desain

    Sebelum tim konstruksi menerapkan metode strutting, tahap pertama adalah perencanaan dan desain. Insinyur geoteknik melakukan analisis terhadap kondisi tanah, kedalaman galian, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi stabilitas galian. Berdasarkan hasil analisis tersebut, mereka membuat desain sistem strutting yang tepat, termasuk ukuran, posisi, dan material yang digunakan.

  2. Pemasangan Dinding Penahan (Sheeting)
    Sebelum tim konstruksi memasang struts, mereka melakukan langkah pertama dengan memasang dinding penahan yang berfungsi untuk menahan tanah di sekitar area galian. Tim menggunakan material seperti sheet piles (tiang pancang dari baja atau beton) atau dinding beton bertulang, tergantung pada kedalaman dan kondisi tanah.

  3. Pemasangan Strutting
    Setelah tim konstruksi memasang dinding penahan, mereka memasang struts pada titik-titik yang sudah ditentukan. Tim biasanya memasang struts secara horizontal atau diagonal di antara dinding penahan untuk memastikan bahwa tekanan tanah terbagi dengan merata. Mereka menggunakan struts yang terbuat dari baja, beton bertulang, atau material lain yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi.

  4. Penggalian Bertahap
    Setelah tim konstruksi memasang sistem strutting, mereka memulai penggalian dari bagian bawah dan melakukannya secara bertahap. Setiap tahap penggalian diikuti dengan pemasangan struts pada tingkat kedalaman tertentu. Penggalian bertahap ini memungkinkan dinding galian tetap stabil selama proses berlangsung.

  5. Pemantauan dan Penyesuaian
    Selama proses penggalian, tim konstruksi memantau sistem strutting secara berkala untuk memastikan bahwa tidak ada pergeseran atau kerusakan pada struktur. Jika diperlukan, mereka melakukan penyesuaian pada posisi struts untuk memberikan dukungan yang lebih baik sesuai dengan kondisi tanah dan kedalaman galian yang terus berubah.

  6. Penyelesaian dan Pencabutan Struts
    Setelah tim konstruksi menyelesaikan pembangunan basement dan memastikan dinding galian cukup stabil, mereka mencabut sistem strutting secara hati-hati. Pencabutan struts ini dilakukan dengan langkah-langkah terkontrol agar dinding galian tetap tidak mengalami kerusakan.

Keunggulan Metode Strutting

  1. Keamanan yang Tinggi
    Salah satu keunggulan utama dari metode strutting adalah kemampuan tim konstruksi untuk menjaga stabilitas dinding galian selama penggalian berlangsung. Dengan adanya penopang yang tepat, mereka dapat meminimalkan risiko pergeseran atau keruntuhan tanah, yang mengurangi potensi bahaya bagi pekerja dan struktur yang sedang dibangun.

  2. Cocok untuk Tanah Lunak dan Padat Penduduk
    Metode ini sangat berguna pada proyek konstruksi yang berada di area dengan tanah lunak atau berstruktur tidak stabil. Selain itu, tim konstruksi juga menerapkan metode strutting dengan efektif pada area yang padat penduduk karena proses penggalian tidak membutuhkan ruang terbuka yang luas.

  3. Mengurangi Gangguan pada Lingkungan Sekitar
    Dibandingkan dengan metode penggalian terbuka yang lebih besar, metode strutting cenderung mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitar. Karena tim konstruksi menjaga tanah di sekitar galian tetap tertahan dengan baik, dampak terhadap struktur atau jalan yang ada di sekitar proyek akan lebih kecil.

  4. Dapat Digunakan pada Berbagai Kedalaman
    Metode strutting tim konstruksi terapkan pada galian dengan kedalaman yang bervariasi, mulai dari kedalaman dangkal hingga dalam, tergantung pada perancangan dan pengaturan struts yang sesuai dengan kebutuhan proyek.

  5. Efisiensi Waktu
    Karena tim konstruksi melakukan penggalian secara bertahap dan dilengkapi dengan dukungan yang stabil, mereka dapat menjalankan proyek lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan dengan metode galian lainnya yang memerlukan waktu lebih lama untuk menggali dan menstabilkan tanah.

Galian Basement Metode TopDown

Galian Basement Metode TopDown

Pembangunan basement merupakan salah satu bagian penting dalam konstruksi gedung, terutama pada bangunan bertingkat yang membutuhkan ruang tambahan di bawah permukaan tanah, seperti ruang parkir, ruang penyimpanan, atau fasilitas teknis. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menggali basement adalah metode topdown. Metode ini sangat efisien dalam proyek-proyek di kawasan urban yang padat, di mana ruang terbatas dan kebutuhan untuk mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitar sangat tinggi. Artikel ini akan membahas konsep, keunggulan, serta proses implementasi dari galian basement menggunakan metode topdown.

Apa itu Metode Topdown?

Metode topdown adalah teknik konstruksi yang digunakan untuk menggali dan membangun basement secara bersamaan, dimulai dari bagian atas (permukaan tanah) dan bergerak ke bawah. Teknik ini melibatkan pembangunan struktur atas (seperti lantai basement pertama) terlebih dahulu, yang berfungsi sebagai pelindung dan penopang selama proses penggalian di bawahnya. Setelah struktur atas dibangun, pekerjaan penggalian dapat dilakukan secara bertahap, dimulai dari lantai dasar dan melanjutkan ke kedalaman yang lebih dalam, tanpa menggali seluruh area sekaligus.

Proses Implementasi Metode Topdown

  1. Persiapan dan Pengeboran
    Sebelum pekerjaan dimulai, tahap persiapan meliputi survei lokasi, penentuan kedalaman basement, dan pengujian tanah. Setelah itu, pengeboran untuk pembuatan bore piles atau tiang pancang dimulai, yang berfungsi untuk memberikan dukungan struktural pada seluruh bangunan. Tiang pancang ini akan membentuk dinding luar basement yang akan dibangun.

  2. Pembangunan Struktur Atas (Deck Slab)
    Setelah struktur pendukung seperti bore pile selesai, tahap pertama dalam metode topdown adalah membangun lantai pertama basement, atau deck slab. Struktur lantai pertama ini akan berfungsi sebagai pelindung yang menahan beban tanah di atasnya dan memberikan kestabilan selama penggalian. Lantai pertama ini dibangun dengan menggunakan metode pengecoran beton yang biasanya dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian tengah menuju sisi-sisinya.

  3. Penggalian Bertahap (Excavation)
    Setelah struktur deck slab selesai, penggalian dimulai dari bawah permukaan lantai pertama dan berlanjut ke tingkat yang lebih dalam. Penggalian dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan setiap tahap pembangunan struktur basement. Penggunaan alat berat seperti ekskavator untuk menggali tanah akan disertai dengan penggunaan sistem pelindung dinding (biasanya menggunakan tiang pancang atau sistem secant piles) yang memastikan dinding-galian tetap stabil selama proses ini.

  4. Pembangunan Lantai Basement Berikutnya
    Setelah setiap tahap penggalian selesai, lapisan struktur basement berikutnya dibangun. Hal ini berlanjut hingga semua lantai basement terbangun sesuai dengan desain yang direncanakan. Setiap lantai basement dibangun dari atas ke bawah, menggabungkan berbagai elemen struktur seperti beton bertulang dan kolom untuk memastikan kekuatan dan stabilitas gedung.

  5. Penyelesaian dan Pemasangan Sistem MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing)
    Setelah seluruh basement selesai dibangun, tahap berikutnya adalah pemasangan sistem MEP, termasuk instalasi listrik, pipa air, ventilasi, dan sistem lainnya yang penting untuk kenyamanan dan fungsionalitas ruang basement. Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap setelah setiap lantai basement selesai, sehingga sistem MEP dapat diintegrasikan dengan baik.

Tender Borepile PERTAMINA Cilacap

Tender Borepile PERTAMINA Cilacap

Denah Lay Out Proyek PERTAMINA

Cilacap, 1 Mei 2025PT Pertamina (Persero) melalui tim proyek Infrastruktur energi memulai survei lokasi borepile di area strategis dekat gedung Pertamina Cilacap, sebagai bagian dari ekspansi fasilitas operasional kilang dan distribusi bahan bakar. Lelang Borepile PERTAMINA Cilacap

Tim proyek survei di area operasional Pertamina dengan pengawasan K3, keamanan fasilitas, dan koordinasi dengan tim internal.

Survei lokasi ini bertujuan untuk:

  • Menentukan titik borepile sesuai beban struktur baru.
  • Melakukan pengujian tanah seperti SPT, sondir, dan uji laboratorium.
  • Mengidentifikasi kondisi bawah permukaan untuk menghindari utilitas aktif di sekitar.
  • Menilai akses logistik dan manuver alat berat di area sempit. Tender Borepile PERTAMINA Cilacap

Sebagai bagian dari inisiatif strategis, proyek borepile di Kilang Pertamina Cilacap bertujuan untuk memperkuat infrastruktur kilang, yang memiliki kapasitas produksi 348.000 barel per hari dan menyuplai sepertiga kebutuhan BBM nasional serta 60% kebutuhan di Pulau Jawa.

Tim survei melibatkan ahli geoteknik, safety officer, dan insinyur sipil berpengalaman di proyek migas dan industri berat. Survei ini menjadi acuan desain pondasi borepile untuk struktur baru, seperti gudang, bangunan operasional, dan infrastruktur penunjang.

Proyek borepile di Kilang Pertamina Cilacap bagian dari inisiatif strategis untuk memperkuat infrastruktur kilang, yang memiliki kapasitas produksi 348.000 barel per hari dan menyuplai sepertiga kebutuhan BBM nasional serta 60% kebutuhan di Pulau Jawa.  Pertamina akan melaksanakan proyek ini dengan standar keselamatan, lingkungan, dan kualitas konstruksi tertinggi, sejalan dengan komitmen perusahaan dalam menjaga keberlangsungan operaional serta keselamatan kerja di seluruh fasilitasnya.